Seorang prajurit unit artileri Ukraina menembak ke arah posisi Rusia di luar Bakhmut pada 8 November 2022, di tengah invasi Rusia ke Ukraina.
foto oleh AFP
Belarus berencana untuk membuat produksi suku cadang untuk peluru artileri 152 mm dan 122 mm dan akhirnya beralih ke siklus produksi amunisi tertutup.
Pada 17 November, menurut pusat pers intelijen militer Ukraina, otoritas Belarusia sedang mempertimbangkan kemungkinan memproduksi komponen untuk selongsong 152 mm dan 122 mm, diikuti dengan transisi ke siklus tertutup produksi amunisi.
Belarusia juga dilaporkan memeriksa bagaimana mengatur proses teknologi untuk merakit proyektil 122 mm, 220 mm, dan 300 mm dari komponen impor.
Intelijen Ukraina mengkonfirmasi bahwa kunjungan delegasi Belarusia ke Iran dijadwalkan berlangsung antara 20-23 November. Masalah yang akan dibahas dengan pihak Iran mencakup seluruh siklus produksi di Belarus – mulai dari teknologi peleburan baja untuk komponen amunisi hingga pengecatan selongsong dan wadah yang digunakan untuk pengemasannya.
Pada 5 November, Iran mengakui untuk pertama kalinya telah memasok drone ke Rusia. Namun, Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian mengklaim bahwa Teheran tidak mengetahui bahwa drone tersebut digunakan untuk melawan Ukraina. Dia menyatakan bahwa jika Kyiv memiliki “dokumen” yang menunjukkan penggunaan drone Iran oleh Rusia “mereka harus memberikannya kepada kami.”
Pada 4 November, pejabat intelijen AS menyatakan bahwa Iran sedang mencari bantuan Rusia untuk memperkuat program senjata nuklirnya. Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, Adrienne Watson, mencatat bahwa AS akan melakukan segala upaya untuk mencegah kerja sama antara Rusia dan Iran di sektor nuklir.
Pada 30 Agustus, intelijen militer Ukraina melaporkan bahwa Iran diam-diam telah memasok Rusia dengan drone serang dalam perang melawan Ukraina. Pada saat itu, menteri luar negeri Ukraina, Dmytro Kuleba memperingatkan Iran tentang konsekuensinya.