Perangkat lunak sumber terbuka, atau perangkat lunak dengan kode sumber tersedia bagi pengguna untuk dimodifikasi sesuai kebutuhan, memiliki sejarah kontroversial yang berlanjut hingga saat ini. Dengan ledakan komputer dan teknologi di zaman modern, mematenkan dan melisensikan perangkat lunak telah menjadi bisnis yang sangat menguntungkan, seperti yang dapat dibuktikan oleh raksasa perangkat lunak Microsoft. Namun, permulaan perangkat lunak yang sederhana tumbuh dari model bebas sumber terbuka.
Richard Stallman, seorang karyawan di Massachusetts Institute of Technology (MIT), terlibat dengan perangkat lunak open source pada tahun 1971, meskipun dia mengklaim komunitas open source telah ada selama bertahun-tahun sebelum partisipasinya. Beberapa grup pengguna periode awal termasuk grup SHARE untuk IBM 701 dan grup DECUS untuk Digital Equipment Corporation (DEC). Sistem operasi yang ada pada saat itu, seperti UNIX, menyediakan template bagi akademisi dan peneliti perusahaan untuk pekerjaan mereka. Perangkat lunak open source sangat berharga selama periode waktu itu karena ada berbagai sistem perangkat keras, sehingga perangkat lunak yang dapat diubah diperlukan untuk menanggapi kebutuhan teknologi dari setiap situasi.
Pada tahun 1983, Richard Stallman meluncurkan proyek GNU untuk menulis sistem operasi yang lebih baik dengan kode sumbernya tersedia untuk umum. Segera setelah dimulainya proyek, dia menemukan frasa “perangkat lunak bebas” dan mendirikan Free Software Foundation. Pada tahun 1991, versi pertama dari sistem operasi hampir selesai. Namun, Stallman dan pekerjanya mengalami masalah dengan kernel sistem mereka, yang disebut GNU Herd, yang menghambat integrasi semua komponen yang dikembangkan.
Bersamaan dengan itu, Kernel Linux, yang dikembangkan oleh Linus Torvalds, dirilis sebagai kode sumber pada tahun 1991. Kernel Linux tidak terlalu rumit dan lebih fungsional daripada GNU Herd. Ketika Stallman dan timnya mengintegrasikan kode Linux dengan pekerjaan mereka, lahirlah sistem operasi komputer gratis pertama. Perangkat lunak yang dibuat dari penyatuan kode ini, umumnya dikenal sebagai Linux atau GNU/Linux, masih tersedia sampai sekarang.
Pada tahun 1997, peluncuran “perangkat lunak sumber terbuka”, sebagai lawan dari “perangkat lunak bebas”, dimulai. Eric Raymond, seorang programmer komputer, menerbitkan sebuah makalah berjudul “The Cathedral and the Bazaar” yang merupakan cerminan dari komunitas hacker dan arah dari perangkat lunak bebas. Esai tersebut mendorong pendirian Inisiatif Sumber Terbuka yang berupaya mempromosikan perangkat lunak sumber terbuka dan menginjili prinsip-prinsipnya. Karena komunitas open source telah berkembang dalam beberapa tahun terakhir, kontroversi yang dialami komunitas sejak awal terus berlanjut.